MEDAN - Direktorat Reserse (Ditres) Narkoba Polda Sumatera Utara (Sumut) kini tengah memburu Usman Sulaiman. Pria yang menjabat sebagai Anggota DPRK Bireuen itu diduga kuat terlibat dalam jaringan narkotika.
Usman bahkan sudah ditetapkan menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak 5 Maret 2021 lalu. Surat DPO dikeluarkan Ditres Narkoba Polda Sumut dengan Nomor: DPO/02/III/2021/Ditresnarkoba tanggal 5 Maret 2021 yang ditandatangani Kasubdit III Dir Narkoba Polda Sumut, AKBP Fadris Lana.
Di dalam surat itu, Usman Sulaiman disebut melanggar tindak pidana narkotika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114 Ayat (2) dan Pasal 112 Ayat (2) Jo Pasal 132 Ayat (1) UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Saat dikonfirmasi, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi membenarkan surat DPO tersebut dengan terduga Anggota DPRK Bireuen bernama Usman Sulaiman. "Usman Sulaiman itu memang DPO narkoba sejak surat itu dikeluarkan 5 Maret 2021, memang DPO itu. Sulaiman itu yang anggota DPRD Bireuen," ungkapnya kepada awak media, Sabtu (27/3/2021).
Ia mengungkapkan, Usman yang juga Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) PKB Bireuen ini berurusan dengan tersangka narkotika yang merupakan adik iparnya sendiri bernama Sulaiman alias Loi, yang ditangkap seminggu lalu. "Ditangkapnya sekitar seminggu lalu, pada puluhan Maret," bebernya.
Saat ditanya jumlah total tangkapan, Hadi belum bisa merincikan dan meminta untuk mengkonfirmasi langsung bagian Direktorat Narkoba Polda Sumut. "Barang buktinya banyaklah, sabu, tapi saya nggak tahu berapa jumlahnya," bebernya.
Terkait satu nama dalam surat DPO yang disandingkan dengan Usman Sulaiman bernama Hasan Basri, Hadi mengaku tidak tahu menahu. "Hasan Basri saya kurang monitor," imbuh Hadi.
Direktur Narkoba Polda Sumut, Kombes Pol Cornelius Wisnu, saat dikonfirmasi juga membenarkan bahwa Usman yang menginisiasi peredaran sabu hingga tertangkapnya adik iparnya bernama Sulaiman alias Loi dan Budi Rinaldi.
Saat ditanyai mengenai jumlah barang bukti serta lokasi penangkapan terhadap kaki tangan Usman Sulaiman tersebut, Cornelius belum menjawab secara detail. Ia menyebutkan pihak Res Narkoba Polda Sumut masih mendalami dan akan segera dirilis. "Sementara masih dalam proses nanti akan diekspos," ungkap dia.
Sementara itu, Sekretaris DPC PKB Bireuen, Zulfan, menegaskan bahwa apa yang terjadi pada Usman Sulaiman tidak ada kaitannya dengan partai.
"Secara organisasi beliau memang ketua, tetapi secara pribadi tidak ada hubungannya dengan kepartaian. Tidak ada keterkaitan antara pribadi beliau dengan kinerja beliau pada saat sebelum di PKB atau di dewan, itu kita nggak pernah tahu," bebernya.
Ia sendiri mengaku baru mengetahui kalau Usman masuk dalam DPO. Itu pun dari pemberitaan media massa. Terkait hal ini, Zulfan mengatakan, partai akan melakukan klarifikasi. Partai juga yang akan memutuskan siapa pengganti Usman di DPRK nantinya.
Zulfan mengaku, sepengenalan dirinya, Usman adalah orang yang royal dan baik, serta tidak pernah terlibat narkotika. Karena itu ia sempat kaget mendengar keterlibatan Usman dalam sindikat jaringan narkotika. Zulfan mengaku terakhir bertemu Usman pada dua bulan lalu.
Terakhir berjumpa dua bulan lalu, saya tidak tahu apakah memang beliau berurusan dengan urusan sebagai dewan. Karena kalau di partai, ini biasanya ramai ke kantor karena menjelang pemilu.
Ketua DPRK Bireuen, Rusyidi Mukhtar, juga mengaku terkejut mendapat kabar Usman Sulaiman menjadi otak peredaran sabu di Aceh. Rusyidi juga mengaku baru tahu kalau Usman masuk DPO polisi. "Kami terkejut juga tiba-tiba kayak gitu. Cuma beliau juga nggak masuk-masuk kerja, kurang lebih 1 bulan dari akhir Februari lalu," ungkapnya.
Lebih lanjut Rusyidi mengungkapkan, pihaknya akan menyurati partai tempat yang bersangkutan bernaung untuk memastikan statusnya di DPRK, sebab itu memang ranahnya partai. "Kalau kami tidak bisa mengambil kesimpulan, itu tergantung partai," ujarnya.
Rusyidi juga mengaku kenal dengan Usman Sulaiman hanya sebatas rekan kerja di DPRK. Ia tidak tahu menahu soal keterlibatan Usman dengan jaringan narkotika. "Kalau saya tidak tahu, karena kan ramai anggota DPR, ada 42 anggota DPR. Yang kita tahu beliau hanya anggota DPR. Kalau sehari-hari, beliau baik, ramah tidak ada hal-hal yang lain," ujar Rusyidi.
Terpisah, Ketua DPW PKB Aceh, Irmawan mengatakan sedang berkoordinasi dengan DPP PKB untuk mengambil langkah-langkah tegas. "Karena di PKB berhubungan dengan narkoba itu tidak ada kompromi, kita akan berikan sanksi berupa pemberhentian dari PKB dan juga dari DPRK andaikata memang dia ini benar-benar terlibat," pungkasnya.